[SERPONG] Satu lagi prestasi bergengsi diraih SMA Regina Pacis Bogor. Melalui Faustina Amelia dan Imanuellenfa Tantiara Glory (12 MIPA 4 dan 6) SMA Regina Pacis berhasil meraih peringkat pertama di ajang bergengsi National Young Inventors Award (NYIA) ke-12. Acara yang berlangsung di ICE BSD City Serpong-Tangerang ini diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rabu (23/10) sampai Sabtu (26/10).
Sebagai pemenang Faustina dan Lenfa berhak mendapatkan trophy, tabungan Britama dari BRI senilai 10 juta rupiah, dan satu sepeda dechatlon. Tahun depan rencana keduanya akan direkomendasikan LIPI mewakili Indonesia berkompetisi ke Kazan, Rusia untuk mengikuti ajang International Exhibition for Young Inventor (IEYI) 2020.
NYIA menghadirkan 50 proyek penelitian dari 89 anak-anak dan remaja seluruh Indonesia, dari berbagai SMA di Indonesia. Dalam ajang ini diperlombakan empat bidang keilmuan yakni ilmu pengetahuan hayati, ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, ilmu pengetahuan kebumian dan kelautan, serta ilmu pengetahuan teknik.
Faustina dan Lenfa menciptakan alat Nano Extractor, alat rumah tangga pengekstrak herbal kualitas tinggi dengan proses suhu rendah yang dicapai melalui teknik getar ultrasonik pada tekanan vakum menggunakan kendali mikrokontroler berbasis aplikasi android.
“Kami menciptakan alat ini teringat saat kegiatan live in sekolah tahun lalu. Pada saat itu saya menemukan sehelai daun, yang jika basah lalu digosok dapat mengeluarkan busa, sehingga dapat digunakan untuk mencuci tangan. Awalnya ingin mengekstrak daun tersebut, tetapi saya berpikir lagi, lebih baik membuat alat ekstraknya dibanding mengesktrak daunnya,” jelas Faustina.
Senada dengan Faustina, Lenfa juga mengatakan, “saya mendapat ide untuk menggantikan kerja manusia dengan mesin, sehingga hasil produksi dari suatu barang dapat lebih optimal. Kemudian kedua ide ini kami gabungkan, sehingga menghasilkan alat ekstraksi yang bekerja secara otomatis dan dapat dikendalikan dengan android.”
“Alat ini targetnya pada ibu-ibu rumah tangga, untuk memudahkan mereka dalam mengekstrak tumbuhan seperti tanaman herbal yang banyak di Indonesia. Misalnya ketika mereka memprosesnya tidak perlu repot-repot direbus atau diulek, cukup dengan alat eksktrak ini lebih praktis dan hasilnya sangat berkualitas tinggi,” tambah Lenfa.
Dalam melakukan penelitian yang dilakukan sejak tujuh bulan terakhir ini, kedua siswi yang tergabung KIR sekolah banyak mendapat dukungan guru pembimbing Sesilia Yulia Wardani dan bimbingan dari alumni angkatan Recis 83 Adhi Soembagijo.
(Yongky/AJ)
Sumber: BMV Katedral Bogor