Teliti Lamtoro, Murid SMA Regina Pacis Bogor Peroleh Penghargaan di Korea Selatan

Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Regina Pacis Bogor meraih penghargaan Most Innovative Invention di ajang kompetisi internasional “2019 Korea Science Academy Science Fair (KSASF)” yang digelar di Busan, Korea Selatan Juni lalu.

Penghargaan prestisus itu diraih setelah tim KIR Regina Pacis Bogor mempresentasikan hasil riset yang berjudul “Antibacterial Gell Againts Staphylococcous Aoreus from Lamtoro Lives”.

Kompetisi yang mengusung tema “Science and the Future Dream, Design and Create” yang berlangsung pada 24 hingga 30 Juni itu diikuti oleh 18 negara di antaranya Amerika, Rusia, Kanada, Inggris, Belanda, Tiongkok, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Filipina.

“Ada 32 riset yang dilombakan, dengan kualifikasi lomba poster, presentasi hasil riset dalam bahasa Inggris, serta perform budaya. Kami satu-satunya tim yang berhasil membawakan dengan baik semua kualifikasi itu,“ jelas Kepala SMA Regina Pacis Bogor  C Retno Widayanti MPd, Sabtu (20/7).

Tim KIR Regina Pacis Bogor raih penghargaan
Tim KIR Regina Pacis Bogor raih penghargaan (Regina Pacis Bogor)

Retno menjelaskan keberhasilan kelompok KIR SMA Regina Pacis di Busan tak lepas dari pembinaan kurikulum pendidikan yang diselenggarakan selama ini. Menurut dia, sekolah Regina Pacis selalu mencoba menyeimbangkan kemampuan otak kanan dan otak kiri siswa untuk mengasah keterampilan akademi dan non-akademik.

Tim KIR Regina Pacis Bogor beranggotakan Jonathan Sebastian WinataCristian Agung Novianto, dan Michael Fabian Wijaya. Di Busan, tiga siswa kelas 10 ini menarikan tarian ondel-ondel dari Betawi serta menampilkan gerak dan lagu berjudul Maumere.

 “Kami berkoordinasi dengan para alumni, dan mereka berkenan mendampingi yuniornya untuk mengajarkan teknik pembuatan proposal dan membagikan penglamannya dalam melakukan riset.

Tim KIR berangkat ke Busan setelah proposal mereka lolos seleksi yang dilakukan oleh Center Young Sciencetist (CYS) dan PUDAK, sebuah lembaga pelatihan labotarium di Bandung ,“ ujar Retno.

Saat ini sedikitnya ada 11 proposal penelitian dan riset yang diajukan ke Kemendikbud dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Menurut rencana, Agustus mendatang proposal tersebut akan dipresentasikan.

Secara terpisah  Ketua Yayasan Regina Pacis suster Christina Sri Murni FMM mengatakan pihak yayasan selalu memberi dukungan penuh semua kegiatan siswa, terlebih yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. (*/SNA)

Sumber: Wartakota Tribunnews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *