Belajar Di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MNSAI)

Para siswi kelas 5 SD Regina Pacis mengadakan field trip beberapa waktu lalu. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran luar kelas. Lokasi kunjungan mereka adalah Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia atau bisa disingkat MNSAI. Kehadiran Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MNSAI) merupakan pengembangan Museum Etnobotani Indonesia (MEI) Bogor.

Apa itu MNSAI? Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia merupakan pengembangan Museum Etnobotani Indonesia (MEI). Museum ini berada di Jalan Ir. H. Juanda No. 22 Kota Bogor. Pada awalnya, museum ini dicetuskan oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo. Saat itu, ia menjabat sebagai kepala LIPI. Gagasan itu bertepatan dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Herbarium pada 1962. Kemudian, dimantapkan kembali ketika Dr. Setijati Sastrapradja menjabat sebgai Direktur LBN (Lembaga Biologi Nasional) pada 1973. Museum Etnobotani Indonesia (MEI) tersebut diresmikan pada 18 Mei 1982 oleh Menristek Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie. Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia ini baru diresmikan pada 2016. Museum ini dibangun untuk mengakomodir tujuan pendidikan dan penelitian, akhirnya diputuskan untuk berubah nama.

Di sana terdapat 2.800 koleksi. Ada yang berupa binatang asli yang sudah di keraskan, tumbuhan yang sudah diawetkan, dan juga barang-barang seni dari berbagai suku di Indonesia. Misalnya, harimau Sumatera, penyu, tupai, macan pohon. Museum itu baru berubah tema menjadi tumbuh-tumbuhan dan binatang Indonesia. Jadi, koleks hewan belum terlalu banyak jenis. Ada juga koleksi tumbuhan yang diawetkan. Misalnya, timun, sagu, bayam, sawi, terong, dan beberapa jenis tumbuhan lain. Tumbuh-tumbuhan ini diawetkan dalam sebuah tabung berisi alkohol supaya dapat bertahan sangat lama. Ada juga barang-barang seni & permainan tradisional. Seperti, gasing, engklek, congklak, egrang. Juga beberapa alat memasak tradisional seperti lesung, wajan, nampan. Barang-barang kerajinan tangan, perangkap ikan, alat pertanian, pelindung kepala tradisional, upacara adat, pewarnaan batik, alat tenun dan ragam alat tradisional lain, menjadi koleksi museum ini. Alat-alat ini bersal dari suku-suku kepulauan Nusantara. Bahkan, ada koleksi fosil juga ada di sana, proses menjadi manusia dan masih banyak lagi. Menarik bukan? Kapan-kapan jangan lupa berkunjung ke sana ya, teman-teman.

Sumber; Newsletter Edisi 03, Juni 2018