Sejarah Berdirinya Sekolah Regina Pacis (4) : Pendirian FMM di Buitenzorg dan SKP

FMM di Buitenzorg berdiri secara resmi pada tanggal 25 Juni 1933. Selanjutnya, anggaran dasar yayasan harus disesuaikan dengan situasi yang baru. Sr. M. Stefana, Provinsial Belanda dan Belgia, menjadi pemimpin yayasan. Sr. M. Hildebrand, Superior Misi diberi kuasa untuk mengelola yayasan tersebut. Yayasan memiliki sebuah rumah kecil, panti asuhan – Jeugdzorg, di seberang Jalan Museumweg (sekarang Jl. Kantor Batu), bangunan ini yang kemudian digunakan sebagai Sekolah Kepandaian Putri (SKP).

Sr. M. Hildebrand memberikan deskripsi tentang situasi yang sedang terjadi selama di Buitenzorg. Keberlanjutan pekerjaan di Buitenzorg dengan bantuan FMM membuat para imam senang. “Pada saat itu, saya harus mengelola Sekolah Kepandaian Putri (SKP) tersebut agar kita bisa tetap mendapat subsidi. Kami hanya memiliki satu guru dengan ijazah menjahit,” ujar Suster M. Hildebrand. Ia melanjutkan bahwa Sr. Waldeburga harus mengurus dapur, cucian, dan menyetrika dan ada 23 siswa, 5 diantaranya tinggal di asrama. Sekolah akan dibuka tanggal 1 Juli, pekerjaan di sekolah dan di panti asuhan membuat kami sibuk. Ia harap Mere, (Sr. M. Marguerite), segera mengirim beberapa suster.

Sekolah Sains domestic atau Sekolah Kepandaian Putri (SKP) tersebut memberikan pendidikan dua tahun bagi anak-anak perempuan. Setelah ujian akhir, anak-anak tersebut diperbolehkan untuk bekerja sebagai pembantu perawat atau asisten pekerja sosial. Sekolah dan panti asuhan disediakan untuk praktik bagi anak-anak sekolah itu. Pekerjaan tersebut menjawab kebutuhan pada masa itu. Sekolah ini didirikan oleh Sr. Helena Mooyman, FMM sebagai wadah untuk anak-anak yang tinggal di panti asuhan mendapatkan keterampilan hidup seperti menjahit, memasak, dan lain-lain.